Sunday, 28 July 2019

Arti Sebuah Perkenalan

Setiap hal yang pertama kali, bukankah selalu dimulai dengan perkenalan?. Seperti sudah menjadi hukum alam. Bahkan sampai ada sebuah pepatah, "tak kenal maka tak sayang".
Baik, perkenalkan aku. Manusia yang cukup percaya bahwa hidup yang singkat ini memang seharusnya dijalani dengan sangat terencana. Mau apa aja yang dilakukan, mau ke mana aja tempat yang dijadikan tujuan. Segala hal demikian, aku percaya harus direncakan.
Aku merasa berbagi ruang untuk berkisah pun salah satu realisasi perencanaan yang penting. Bukan untuk membiarkan apa-apa yang ingin aku bagi menjadi sebuah perbandingan apapun. Aku hanya yakin, di dunia ini ada banyak kisah yang sama terjadi.
Aku ingin mencoba untuk menjadi manusia yang meninggalkan jejak di dunia ini. Suatu hari nanti, badan yang  bugar ini akan rapuh, kemudian luruh. Kata, kemudian kalimat, adalah jejak paling indah yang bisa ditinggalkan untuk bahan kenangan menurutku.
Begitulah, se-sederhana itu.
Well, berbicara perihal perkenalan. Apa arti perkenalan untuk kalian teman-teman?.
Ada banyak banget arti setiap perkenalan yang aku miliki. Misalnya, dulu ketika berkenalan dengan sahabat delapan tahun ku, sangat tidak menarik. Aku masih anak SMP dengan sikap polos dan tidak tahu banyak hal. Perkenalan yang hanya sebatas "Hai!"saja. Topik yang dipilih sebagai pembicaraan pertama kalinya adalah lomba. Aku berkenalan dengan dia saat mengikuti salah satu perlombaan sastra. Dia mengikuti story telling, sedang aku menulis cerpen.
Aku kagum padanya karena sudah fasih berbahasa inggris. Pertemuan yang tidak diperpanjang setelah perkenalan. Ada perkenalan kedua yang lebih hangat, di bangku SMA. Dua tahun setelah sama-sama mengikuti lomba. Sekadar informasi, kami beda sekolah saat SMP.
Di bangku SMA, aku yang kesulitan beradaptasi dengan orang-orang ini sangat terbantu karena dia. Aku masih sangat ingat, sejak perkenalan kedua di bangku SMA, banyak sekali hal yang kita lakukan bersama. Sebelum aku memutuskan berjilbab, kami berpartner sebagai siswi yang setuju gaya pakaian rok pendek kemeja tangan panjang, atau sebaliknya. Aku pemiliki rambut panjang sedang dia rambut pendek, tapi rambutnya lebih sering diikat. Kami pernah juga jadi pengejar hantu. Penasaran dengan apa yang ada di kamar mandi sekolah. Berdua di dalam kamar mandi dengan pintu sengaja ditutup, mengosongkan pikiran. Kemudian aku sakit satu minggu. Mengerikan memang, tapi begitulah kami. Entah karena sedang tumbuh di usia serba ingin tahu, atau memang isi otak kami yang sulit dipahami. Aku sangat mensyukuri perkenalan pertama kami.
Perkenalan yang diawali dengan kepolosan, tanpa sadar membawa kami pada absurditas persahabatan sampai sekarang.
Sekali lagi, aku ini begitu sulit beradaptasi dengan orang lain. Di bangku SMA, kami berbeda kelas setelah lulus dari kelas sepuluh. Tahu apa yang terjadi setelahnya? Perkenalan demi perkenalan terjadi, tapi sulit untuk bisa mengartikan setiap perkenalan itu. Aku mencoba menjadi manusia pada usia SMA sewajarnya, berteman dengan banyak orang, punya pacar juga. Tapi sayangnya belum pernah berhasil. Sampai sekarang.
Perkenalan yang paling mengerikan adalah saat aku sudah masuk kuliah. Berkenalan dengan seorang kakak tingkat laki-laki yang langsung aku sukai sekali lihat. Gila memang. Tapi begitu. Mungkin aku tidak sendirian yang pernah mengalami hal seperti itu. Apa di antara kalian pernah juga ada yang mengalami?. Karena perkenalan itu, segala cerita yang tidak pernah aku pikirkan banyak terjadi. Seperti misalnya aku menjadi manusia yang menangis sepanjang malam karena ternyata dia sudah punya pasangan. Baik, tertawakan saja. Itu memang kisah mengerikan yang lucu. 
Sekarang, ada perbedaan sistematika perkenalan yang aku alami. Sejak mulai masuk dunia kerja, ada hal-hal yang sangat aku pertimbangkan untuk mulai berkenalan.
Menurutku setiap orang memang harus membuka tangan seluas samudera untuk mempersilahkan diri dikenal dan mengenal orang lain. Begitu sederhana nya.
Aku selalu memimpikan perkenalan yang sederhana, senyum ramah pertama kali yang sederhana, tapi kemudian tidak berhenti sebatas penyandang status kenalan. Hidup memang terlalu sepi jika hanya dipenuhi para kenalan. Semua orang bisa saja sekadar berkenalan, sekadar tahu siapa dia atau mereka. Tapi bukankah hubungan sekadar itu akan terasa begitu dingin?. Semoga dunia menjadi sebuah ruang untuk tumbuh kisah-kisah yang menarik untuk dikenang dari para manusia yang menghargai setiap perkenalan.

No comments:

Post a Comment